Account Receivable Turnover Ratio Adalah

Account Receivable Turnover Ratio Adalah

Pengertian Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover)

Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover) adalah ukuran keefektifan sebuah perusahaan dalam mengelola dan mengumpulkan piutangnya dari penjualan kredit. Rasio ini mengukur seberapa sering perusahaan dapat mengumpulkan piutangnya selama periode waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun. Semakin tinggi rasio perputaran piutang, semakin efisien perusahaan dalam mengumpulkan piutangnya.

Rumus Account Receivable Turnover

Account receivable turnover dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih (yaitu penjualan yang dilakukan secara kredit) dengan rata-rata piutang (rata-rata jumlah piutang selama periode tertentu). Penjualan bersih adalah total penjualan setelah dikurangi produk yang dikembalikan oleh buyer, penjualan kredit, dan potongan penjualan.

Rata-rata piutang dihitung dengan menjumlahkan piutang awal dan akhir selama periode waktu tertentu, biasanya bulanan, triwulanan, atau tahunan). Jumlah tersebut kemudian dibagi 2 (dua) untuk mendapatkan rasio keuangan yang akurat. Adapun, account receivable turnover sebagai berikut:

Penjualan Kotor – Pengembalian – Penjualan Kredit = Penjualan Bersih

(Piutang Awal + Piutang Akhir) ÷ 2 = Rata-Rata Piutang

Penjualan Kredit Tahunan Bersih ÷ Rata-Rata Piutang = Perputaran Piutang

Perputaran piutang dalam hari:

Rasio Perputaran Piutang ÷ 365 = Perputaran Piutang (dalam hari)

Dalam pemodelan keuangan, rasio perputaran piutang digunakan untuk membuat proyeksi neraca. Untuk mengetahui rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan pelanggan untuk membayar penjualan kredit, rasio tersebut dibagi dengan 365 hari.

Saldo piutang didasarkan pada rata-rata jumlah hari penerimaan pendapatan. Pendapatan setiap periode dikalikan dengan hari perputaran dan dibagi dengan jumlah hari dalam periode tersebut.

Baca Juga: Account Receivable: Definisi, Manfaat, Hingga Resikonya

Perbaiki Perencanaan Persediaan

Penting untuk memiliki perencanaan persediaan yang akurat. Gunakan data historis dan tren pasar untuk memperkirakan permintaan dengan lebih tepat. Perhatikan musim, tren, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi penjualan.

Mengapa Inventory Turnover Ratio Penting

Inventory Turnover Ratio (ITR) memiliki relevansi yang besar dalam konteks keuangan dan operasional suatu perusahaan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Inventory Turnover Ratio dianggap penting:

Kehilangan Keuntungan

Jika perusahaan terlalu sering menjual barang dengan cepat tanpa mempertimbangkan margin keuntungan yang optimal, mereka mungkin kehilangan potensi keuntungan yang dapat diperoleh dengan harga yang lebih tinggi.

Sebagai solusi, perusahaan perlu menemukan keseimbangan yang tepat antara efisiensi operasional dan ketersediaan produk. Evaluasi yang cermat terhadap kondisi pasar, perilaku pelanggan, dan kebijakan persediaan dapat membantu menentukan tingkat perputaran yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis dan strategi penjualan.

Evaluasi Kebijakan Pengembalian dan Retur

Kebijakan pengembalian yang efektif dapat menghindari penumpukan persediaan karena barang yang dikembalikan. Evaluasi dan sesuaikan kebijakan pengembalian Anda untuk meminimalkan dampak negatif terhadap rasio perputaran persediaan.

Optimalkan Proses Pembelian

Evaluasi dan perbaiki proses pembelian Anda. Pilih pemasok yang dapat memberikan persediaan dengan cepat dan efisien. Lakukan negosiasi harga yang lebih baik untuk mengoptimalkan biaya pembelian.

Bisakah Inventory Turnover Terlalu Tinggi?

Ya, Inventory Turnover yang terlalu tinggi dapat menjadi masalah. Meskipun memiliki rasio perputaran persediaan yang tinggi sering dianggap sebagai indikator efisiensi, terlalu tinggi juga bisa memiliki konsekuensi negatif. Beberapa masalah yang dapat timbul akibat Inventory Turnover yang terlalu tinggi antara lain:

Jika perusahaan memiliki kebijakan persediaan yang sangat ketat dan rasio perputaran yang terlalu tinggi, mungkin sulit untuk memenuhi permintaan pelanggan. Barang mungkin tidak tersedia ketika pelanggan ingin membeli, dan ini dapat menyebabkan kehilangan penjualan.

Rumus Menghitung Rasio Perputaran Piutang

Ada rumus untuk menghitung rasio perputaran piutang usaha, yaitu:

Rasio Perputaran Piutang= Penjualan Kredit Bersih/Piutang Rata-Rata

Untuk mendapatkan piutang rata-rata, rumusnya adalah:

Piutang Rata-Rata= (Piutang Awal Periode+Piutang AKhir Periode)/2

Jika penghitungan rasio menunjukkan angka yang tinggi, artinya perusahaan berhasil menagih piutang dalam satu periode tersebut.

Perusahaan ABC memiliki informasi keuangan berkaitan dengan piutang usaha sebagai berikut:

Berapa account receivable turnover perusahaan ABC?

Pertama, hitung piutang rata-rata perusahaan ABC.

Selanjutnya, hitung rasio perputaran utang

Maka, rasio perputaran utang perusahaan ABC adalah sebesar Rp4 miliar pada periode 2023.

Baca Juga: Desk Collection: Strategi Efektif Pengelolaan Keuangan Bisnis

Indikator Inventory Turnover Ratio yang Baik

Secara umum, semakin tinggi angka rasio, semakin baik, karena itu seringkali menunjukkan penjualan yang kuat. Rasio yang lebih rendah dapat menunjukkan penjualan yang lemah dan/atau permintaan pasar yang menurun untuk barang-barang tersebut.

Namun, ada pengecualian untuk aturan ini. Sebagai contoh, barang-barang mewah cenderung memiliki perputaran persediaan yang rendah. Seorang petani tidak perlu membeli traktor baru setiap tahun, dan kebanyakan orang tidak membeli perhiasan desainer secara impulsif.

Namun, rasio yang terlalu tinggi dapat menjadi kontraproduktif. Ini mungkin berarti perusahaan Anda tidak membeli persediaan yang cukup untuk mendukung tingkat penjualan. Atau, Anda mungkin tidak meraih sebanyak mungkin keuntungan yang bisa Anda dapatkan dan lihat apakah menaikkan harga dapat menstabilkan rasio sambil juga meningkatkan margin unit Anda.

Anda mungkin ingin melihat