Jendela pesawat awalnya berbentuk persegi
Kamu mungkin belum tahu kalau jendela pesawat dulunya berbentuk persegi. Pesawat dengan jendela persegi naik daun sepanjang pada era 1940—1950an, apalagi untuk keperluan jet, seperti dilansir Simple Flying. Penumpang pun nyaman dengan jendela pesawat berbentuk persegi.
Sayangnya, salah satu pesawat jet tersebut, yakni de Havilland Comet, mengalami kecelakan pada 1953 di India. Hal tersebut disebabkan tekanan di dalam kabin dan jendela pesawatnya yang tak mampu menahan. Selama lima tahun ke depannya, tiga pesawat juga alami kecelakaan tragis.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Baca Juga: 10 Potret Pemandangan Terbaik dari Window Seat Pesawat, Eksotis!
Menjaga tekanan di dalam pesawat lebih merata
Alasan utama pesawat selalu memiliki jendela berbentuk oval bertujuan demi menjaga tekanan udara di dalam pesawat. Pasalnya, ketika terbang di atas 10.000 kaki, tekanan di dalam kabin pesawat mencapai 11—12 psi, sedangkan di luar mungkin hanya 4—5 psi.
Dilansir dari Simple Flying, jendela ovel dipilih karena bentuknya memungkinkan untuk menjaga tekanan di seluruh bagian dalam pesawat. Desainnya juga tahan terhadap deformasi, sehingga lebih kokoh dan tahan lama.
Sudah lebih dari 70 tahun, pesawat menggunakan jendela pesawat berbentuk oval. Sebelum itu, bentuk jendela pesawat memang berbeda, tetapi tidak semenguntungkan jendela oval.
Jendela oval di pesawat diberi lapisan lindung
Selain bentuk, tentu ketahanan dari bahan yang digunakan pada jendela pesawat patut diperhatikan. Selama penerbangan, kamu bisa memperhatikan jendela pesawat yang terbuat dari tiga lapisan akrilik.
Bagian terluar yang paling tebal dan menyerap semua tekanan, sedangkan yang di tengah memiliki lubang kecil untuk menyamakan tekanan dan melindungi bagian dalam. Lapisan yang bisa kamu pegang adalah paling tipis, karena hanya menerima tekanan dari kabin yang relatif kecil.
Insiden jendela rusak atau terbuka saat penerbangan memang pernah terjadi, tetapi sangatlah jarang. Pada 2018, kerusakan mesin pesawat maskapai Southwest AIrlines menyebabkan jendela terbuka. Insiden nahas tersebut memakan korban.
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Banyak orang lebih nyaman duduk di bagian window seat ketika naik pesawat. Alasannya beragam, ada yang pengin melihat pemandangan awan, merasa cemas jika tidak di dekat jendela, hingga ingin mengabadikan momen-momen indah dalam bentuk foto dan video. Kalau kamu tipe yang mana?
Jendela pesawat umumnya berbentuk oval. Tidak pernah bundar sempurna atau bahkan segitiga. Alhasil banyak orang mempertanyakan kenapa bentuk jendela di pesawat selalu oval. Apakah ada alasan di baliknya?
Nyatanya, pemilihan bentuk oval untuk jendela pesawat ada alasannya, lho. Beberapa di antaranya bisa kamu ketahui melalui ulasan berikut ini, nih!
Jendela oval menghemat biaya maskapai penerbangan
Seperti yang sudah disebutkan pada poin sebelumnya, desain jendela pesawat berbentuk oval lebih kokoh, sehingga tahan lama jika dibandingkan dengan jendela persegi. Hal tersebut tentu berpengaruh pada pengeluaran maskapai penerbangan yang lebih hemat.
Pihak maskapai tinggal merawat jendela pesawat oval sebaik mungkin, agar tetap bisa digunakan. Mereka juga memeriksa ketahanan lapisan jendela secara berkala, supaya penerbangan terasa aman.
Jendela pesawat yang berbentuk oval ternyata ada tujuannya. Mulai dari mengurangi tekanan udara di dalam kabin, hingga mengurangi biaya operasional maskapai penerbangan. Sekarang kamu sudah gak penasaran lagi, kan?
Baca Juga: 10 Keuntungan dan Kerugian ketika Duduk di Window Seat Pesawat
TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah Anda memperhatikan bentuk jendela pesawat? Mengapa bentuknya bulat atau oval, tidak berbentuk persegi atau persegi panjang seperti jendela pada umumnya?
Dikutip dari Reader's Digest, mulanya jendela pesawat dibuat dengan bentuk persegi. Kondisi itu terjadi sampai 1950-an, pada masa ketika pesawat terbang lebih lambat dan rendah. Saat itu, terjadi dua peristiwa tragis yang menimpa pesawat De Havilland Comets.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di mana pesawat tersebut mengalami kecelakaan saat terbang pada 1953 dan 1954. Penyebabnya adalah metal fatigue failure atau kegagalan kelelahan logam yang berasal dari sudut jendela berbentuk persegi.
Dikutip dari Howstuffworks, para insinyur menetapkan bahwa tepi tajam jendela persegi pesawat menciptakan titik lemah alami, yang menyebabkan metal fatigue failure. Sudut-sudut ini mudah tertekan, dan makin dilemahkan oleh tekanan udara di ketinggian.
Sebaliknya, jendela bulat atau oval mampu mendistribusikan tekanan secara merata karena tidak memiliki sudut untuk memusatkan tekanan, sehingga mengurangi kemungkinan retak atau pecah.
Bentuk bulat juga lebih kuat dan tahan terhadap deformasi, sehingga lebih mampu menahan perbedaan tekanan berulang antara bagian dalam dan luar pesawat.
Selain itu, pesawat juga memiliki beberapa lapisan akrilik antara bagian dalam dan luar pesawat. Lapisan tersebut dibuat untuk memberikan perlindungan tambahan dari perubahan cuaca seperti hujan, angin, dan kabut.
Sementara bleed holes, lubang kecil di bagian bawah, dibuat untuk menambahkan lapisan perlindungan lain, membantu menjaga tekanan udara di dalam pesawat pada tingkat yang relatif konstan dengan membiarkan udara melewati berbagai lapisan jendela.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kamu perlu memahami tentang bagian-bagian telinga sebelum mengenali fungsi koklea pada telinga. Berikut bagian-bagian telinga:
Telinga luar, tersusun atas dua bagian, yaitu daun telinga dan saluran telinga. Daun telinga berfungsi untuk meneruskan dan mengarahkan gelombang suara dari luar telinga, agar masuk ke saluran telinga luar.
Sementara itu, saluran telinga merupakan bagian yang menghubungkan antara telinga luar dengan telinga tengah. Saluran ini memiliki panjang sekitar 2,5 cm, dan posisinya terletak mulai dari lubang telinga luar dan berakhir di gendang telinga.
Bagian telinga tengah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu gendang telinga, tuba eustasia, dan tiga tulang kecil. Gendang telinga berfungsi untuk menerima getaran suara dari luar yang tersalur melalui rongga telinga.
Sementara itu, tuba eustachius merupakan saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga mulut, yang berfungsi untuk menyamakan tekanan udara antara telinga bagian dalam dengan tekanan udara luar. Tiga tulang di bagian telinga tengah ini adalah tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi, yang berfungsi mentransfer getaran suara dari gendang telinga ke telinga bagian dalam.
Selanjutnya, barulah masuk ke telinga bagian dalam yang terdapat koklea. Telinga bagian dalam sendiri terdiri dari dua bagian utama, yaitu koklea dan kanal semisirkular. Koklea adalah bagian telinga dalam yang berbentuk seperti cangkang siput. Fungsi koklea pada telinga adalah untuk mengubah getaran suara yang dikirim dari telinga tengah menjadi sinyal saraf yang akan disampaikan ke otak.
Sementara itu, kanal semisirkular adalah bagian telinga yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh. Kanal ini berisi rambut-rambut halus dan cairan. Pergerakan rambut ini kemudian akan dikirimkan sebagai sinyal informasi kepada saraf vestibular di otak. Setelah menerima informasi tersebut, otak kemudian menginterpretasikan sinyal ini dan mengirimkan informasi ke otot untuk menyesuaikan sehingga tubuh tetap bisa berada di posisi yang seimbang. Jadi, itulah fungsi koklea pada telinga.